Pertanian itu anomali. Ketika sektor lain tiarap, pertumbuhan sektor pertanian saat pandemi korona justru positif. Badan Pusat Statistik mencatat, kontribusi pertanian naik menjadi 15,46% pada kuartal kedua 2020 dibandingkan dengan kontribusi periode yang sama pada 2019 (13,57%). Empat sektor lain yang memengaruhi perekonomian (industri, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan) mengalami konstraksi akibat pandemi korona.

Menurut ahli agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Dr. Tomy Perdana, S.P., M.M., pemasaran digital dan penjulan daring bisa menjadi strategi bisnis karena masyarakat menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak. Pakar agribisnis di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Dr. Bayu Krisnamurthi, M.Si., mengatakan produk olahan komoditas pertanian berpeluang besar di pasaran dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Berdasarkan pengalaman para pelaku agribisnis kreatif,inovatif, dan melek teknologi merupakan kunci sukses bertahan di masa pandemi. Tomy menuturkan, tantangan agribisnis setelah pandemi yakni kita harus menemukan cara memasok pasar dengan konsisten menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Adaptasi itu penting agar pelaku agribisnis terus berkembang di tengah badai.